Hasil Pencarian




314 laporan penelitian ditemukan untuk pencarian di Perpustakaan Pusat
first 11-20 dari 314 last
No. Cover Laporan Penelitian Pengarang Subyek Lokasi
11 Analisis Intervensi Buerger Allen Exercise Terhadap Peningkatan Nilai Ankle Brachial Index (ABI) Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di RW 07 Kelurahan Slipi Jakarta
Jakarta: , 2022

Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis progresif ditandai dengan ketidakmampuan untuk memecah karbohidrat, lemak, dan protein, yang mengakibatkan hiperglikemia, atau kadar gula darah meningkat. Intervensi Latihan Buerger Allen Exercise merupakan salah satu variasi gerakan aktif pada area plantar dengan menerapkan gaya gravitasi sehingga setiap tahap gerakan harus dilakukan secara teratur Latihan buerger allen exercise yang dilakukan secara baik dan teratur dapat membantu meningkatkan aliran darah di arteri dan vena dengan cara vasodilatasi kapiler. Apabila terjadi peningkatan aliran darah ke perifer, hal ini akan dapat meningkatan angiogenesis pembuluh darah dan meningkatkan suplai darah ke jaringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Buerger Allen Exercise terhadap peningkatan nilai Ankle Brachial Index (ABI) pada pasien diabetes mellitus tipe II. Metode penelitian ini mengggunakan metode studi kasus, sampel yang diambil 2 responden dengan diabetes tipe II di Kelurahan Slipi Jakarta. Hasil penelitian yang dilakukan selama 6 hari dengan 2 kali pertemuan setiap hari terjadi peningkatan nilai ABI pada kedua responden dengan diabetes melitus tipe II. Responden I dari nilai ABI 0,76 menjadi 1,07 dan responden II dari nilai ABI 0,81 menjadi 0,97. Kesimpulan pada penelitian ini, menunjukan ada pengaruh terapi latihan buerger allen exercise terhadap peningkatan nilai ABI pada pasien diabetes mellitus tipe II.


KT19064
Rahayu Damayanti

Diabetes Mellitus Tipe II, Latihan Buerger Allen, Nilai ABI

12 Analisis Intervensi Buerger Allen Exercise Terhadap Peningkatan Nilai Ankle Brachial Index (ABI) Pada Pasien Diabetes Mellitus di RW 07 Kelurahan Slipi Kecamatan Palmerah Jakarta Barat
Jakarta: , 2022

Diabetes mellitus merupakan sekumpulan penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa di dalam darah (hiperglikemia). Faktor resiko yang dapat menyebabkan DM adalah usia, faktor genetik, pola makan, obestitas, kurang aktivitas fisik, dan stres. Komplikasi jangka panjang penyakit DM adalah ulkus diabetikum yang disebabkan karena gangguan perfusi perifer, untuk mencegah komplikasi DM salah satunya yaitu latihan fisik pada ektremitas bawah. Buerger allen exercise adalah aktivitas yang dilakukan dengan menggerakkan berbagai sendi gerak ke segala arah yang bertujuan untuk meningkatkan aliran darah ke daerah ekstremitas bawah, untuk melihat gangguan sirkulasi perifer ini dapat dideteksi dengan melihat nilai ankle brachial index (ABI). ABI merupakan pemeriksaan non invasif untuk mengetahui gangguan pada sirkulasi perifer dengan cara mengukur ratio sistolik (brachial) dengan tekanan sistolik kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh buerger allen exercise terhadap peningkatan nilai ankle brachial index (ABI) pada pasien diabetes mellitus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode study kasus. Hasil dari penelitian ini setelah dilakukan intervensi buerger allen exercise selama 6 hari 6x pertemuan terdapat peningkatan nilai ABI pada subjek I dengan nilai pretest 0,77 dan post test 0,98. Sedangkan pada subjek penelitian II dengan nilai ABI pretest 0,79 dan post test 1,01. Kesimpulan dari penelitian ini teridentifikasi kenaikan nilai ankle brachial index (ABI) sesudah melakukan buerger allen exercise pada pasien diabetes mellitus dan teranalisa hasil sebelum dan sesudah melakukan buerger allen exercise pada pasien diabetes mellitus.


KT19052
Heni Zartina Rahma

Ankle Brachial Index (ABI) Buerger Allen Exercise Diabetes Melitus (DM)

13 Analisis Intervensi Buerger Allen Exercise Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus di Kelurahan Slipi Jakarta Barat
Jakarta: , 2023

Diabetes Melitus (DM) terjadi ketika pankreas tidak cukup menghasilkan insulin atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Buerger Allen Exercise menerapkan gerakan gaya gravitasi dorsofleksi dan plantarfleksi yang dilaksanakan secara teratur. Buerger Allen Exercise dapat merangsang endotel melepaskan atau mengeluarkan nitrit oksida sehingga memberikan sinyal pada otot vaskuler untuk relaksasi, maka terjadilah pelebaran aliran darah ke perifer kaki menjadi lebih lancar membawa nutrisi dan oksigen masuk ke pankreas yang dapat menghasilkan cukup insulin untuk menurunkan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi analisis intervensi Buerger Allen Exercise terhadap Penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes Melitus di Kelurahan Slipi Jakarta Barat. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus. Responden yang diteliti sebanyak 5 orang, rata-rata usia 59 tahun dengan peningkatan kadar gula darah > 200 mg/dL. Instrumen yang digunakan adalah glukometer, SOP Buerger Allen Exercise. Intervensi Buerger Allen Exercise diberikan 1 kali sehari selama 6 hari berturut-turut dalam waktu 15 menit. Hasil penelitian studi kasus teranalisis intervensi Buerger Allen Exercise terhadap Penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes Melitus dengan rata-rata penurunan kadar gula darah 35mg/dL. Serta peneliti memberikan saran kepada peneliti selanjutnya untuk menganjurkan menerapkan Buerger Allen Exercise lebih dari 6 hari dan memberikan pengetahuan diet penderita diabetes Melitus.


KT20037
Sulistya Ningrum

Buerger Allen Exercise, Diabetes Melitus, Gula Darah

14 Analisis Intervensi Cara Berhias Pada Pasien Dengan Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta
Jakarta: , 2021

Defisit Perawatan Diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan atau minum, dan BAB/BAK (toileting).


KT18012
Brigita Prisillia

Berhias, Defisit Perawatan Diri, Gangguan jiwa, Intervensi, Tingkat kemandirian

15 Analisis Intervensi Cara Bersosisalisasi Dengan Dua Orang Atau Lebih Pasien Yang Mengalami Isolasi Sosisal Di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta
Jakarta: , 2021

Isolasi sosial adalah suatu upaya dari seseorang dimana berusaha untuk menghindari berinteraksi dengan orang lain karena kehilangan kesempatan untuk berbagi rasa dengan orang lain. Isolasi sosial dapat menyebabkan perubahan persepsi sensori dan dapat beresiko mencederai diri sendiri atau orang lain. Penelitian ini bertujuan menghilangkan isolasi sosial yang di derita oleh pasien sehingga ia tak lagi merasa sendiri dan kesepian. Penelitian ini berlangsung selama 3 hari dan 6 kali pertemuan selama 10-15 menit di setiap pertemuan, metode penelitian ini adalah case study design yaitu suatu bentuk penelitian (inqury) atau study kasus pada 2 orang dewasa yang mengalami gangguan jiwa isolasi sosial, adapun hasil dari penelitian ini adalah diharapkan responden mampu memanfaatkan teknik berkenalan dengan dua orang atau lebih agar pasien dapat menjalani hidupnya seperi manusia normal yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Peneliti merekomendasikan agar pasien isolasi sosial dapat memanfaatkan teknik berkenalan dengan dua orang atau lebih agar pasien isolasi sosial bisa berinteraksi dengan sekitarnya.


KT18006
Amelya Huljannah

Cara Bersosialisasi Dengan Dua Orang Atau Lebih, Isolasi Sosial, ODGJ, Studi Kasus

16 Analisis Intervensi Cara Mengontrol Halusinasi dengan Bercakap-Cakap pada Pasien Halusinasi Pendengaran di Rumah Sakit Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta
Jakarta: , 2021

Halusinasi pendengaran yaitu berupa suara-suara bising atau mendengung, berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat, bisa juga pasien bersikap mendengar dengan penuh perhatian pada orang yang tidak berbicara atau pada benda mati.


KT18073
Mohamad Fadilah Maulana

Halusinasi Pendengaran, Cara Mengontrol, Bercakap-cakap

17 Analisis Intervensi Clay Therapy Terhadap Penurunan Kecemasan Anak Usia Prasekolah Dalam Menghadapi Hospitalisasi di Rumah Sakit Umum Pekerja Jakarta
Jakarta: , 2023

Hospitalisasi pada anak usia prasekolah merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan karena anak terpaksa harus berpisah dengan lingkungan yang sebelumnya, yaitu kelompok sosialnya terutama keluarga dan hal tersebut bisa menimbulkan rasa takut, sedih dan cemas. Upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi kecemasan anak dalam masa hospitalisasi adalah terapi bermain dengan menggunakan clay. Clay cocok diberikan pada anak yang sedang menjalani perawatan, karena tidak membutuhkan energi yang besar untuk bermain. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisia intervensi clay therapy dalam upaya mengurangi kecemasan pada anak usia prasekolah (4-5 tahun) di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Pekerja Jakarta. Metode penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian studi kasus. Responden yang diambil sebanyak 2 anak dan penelitian ini dilakukan selama 3 hari dengan waktu 15 menit setiap pertemuan. Hasil penelitian didapatkan dari lembar kuisioner SCAS (Spince Children’s Anxiety Scale) kedua responden bahwa terjadi penurunan kecemasan dari sedang menjadi ringan. Responden I dengan skor sebelum intervensi yaitu 40 (kecemasan sedang) menjadi kecemasan ringan dengan skor 7. Sedangkan pada responden II didapatkan skor sebelum intervensi yaitu 45 (kecemasan sedang) dan menurun menjadi kecemasan ringan dengan skor 9. Hasil penelitian menunjukan penurunan kecemasan yang signifikan pada anak usia prasekolah (4-5 tahun) yang mengalami hospitalisasi. Hal ini menunjukan bahwa semakin sering dilakukanya clay therapy akan menurunkan bahkan bisa menghilangkan tingkat kecemasan anak usia prasekolah (4-5 tahun) yang menjalani hospitalisasi di Rumah Sakit. Peneliti berharap intervensi clay therapy tersebut dapat menjadi alternatif bagi masyarakat dan perkembangan ilmu keperawatan dalam upaya mengurangi kecemasan pada anak prasekolah yang mengalami dampak hospitalisasi


KT20028
Redhita Fernanda Rasendriya

Clay Therapy, Hospitalisasi, Kecemasan, Terapi bermain, Usia Prasekolah

18 Analisis Intervensi Cryotherapy Terhadap Penurunan Nyeri Insersi Av Fistula Pada Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Pekerja Jakarta
Jakarta: , 2023

Chronic Kidney Disease merupakan gangguan fungsi ginjal dimana kapasitas tubuh tidak dapat dipertahankan lagi yang menyebabkan ketidakmampuan ginjal untuk mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit. Pasien yang menerima hemodialisis memiliki beberapa jalur akses, termasuk Av Fistula dimana jarum dimasukkan melalui kulit yang menimbulkan nyeri. Salah satu intervensi non farmakoterapi yang dapat diterapkan adalah teknik Cryotherapy. Teknik Cryotherapy bertujuan untuk mengurangi nyeri karena dapat membuat perubahan suhu menjadi sangat dingin sehingga menyebabkan efek anastesi. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi nyeri insersi Av Fistula pada pasien CKD. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus. Responden yang diteliti sebanyak 2 responden. Responden I usia 58 tahun dan Responden II usia 60 tahun, kedua responden mengalami nyeri. Intervensi Teknik Cryotherapy diberikan selama 2 kali dalam waktu 15 menit. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pre post Numeric Rating Scale. Hasil penelitian didapatkan pada kedua responden sebelum diberikan intervensi skala nyeri 4 (nyeri sedang). Hasil penelitian pada kedua responden setelah dilakukan intervensi menjadi skala nyeri 2 (nyeri ringan). Kesimpulan penelitian ini menunjukkan terdapat penurunan dari pemberian teknik Cryotherapy terhadap penurunan skala nyeri pada pasien CKD. Saran untuk bagi rumah sakit adalah untuk menggunakan Teknik Cryotherapy sebagai terapi non farmakoterapi dalam menangani nyeri insersi Av Fistula pada pasien CKD.


KT20006
Anisya Indah Cahyani

Chronic Kidney Disease, Cryotherapy, Insersi Av Vistula, Nyeri

19 Analisis Intervensi Demonstrasi Cara Makan yang Baik pada Pasien Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta
Jakarta: , 2021

Defisit Perawatan Diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene)


KT18025
Mariam

Makan, Defisit Perawatan Diri, Gangguan Jiwa.

20 Analisis Intervensi Diaphragmatic Breathing Exercise Dengan Pemberian Posisi Semi Fowler Dalam Upaya Mengurangi Sesak Nafas Pada Pasien Dengan Asma Bronkial Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pekerja
Jakarta: , 2023

Asma bronkial merupakan penyakit saluran jalan napas yang disebabkan oleh rangsangan tertentu yang menyerang trakea dan bronkus. Asma adalah masalah kesehatan global, yang mempengaruhi sekitar 1-18% populasi di berbagai negara di seluruh dunia. Sebagian besar penderita asma bronkial mengalami dyspnea atau sesak nafas. Salah satu upaya non-farmakoterapi untuk mengurangi sesak nafas yaitu dengan penerapan diaphragmatic breathing exercise. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis diaphragmatic breathing exercise terhadap penurunan sesak nafas pada penderita asma bronkial. Desain penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Responden pada penelitian ini sebanyak 2 responden. Kedua responden berjenis kelamin laki-laki dengan responden I berumur 77 tahun dan responden II berumur 64 tahun. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar data karakteristik responden, lembar observasi pemeriksaan respiratory rate pre dan post, dan SOP diaphragmatic breathing exercise. Penelitian ini dilakukan selama 3 hari dalam seminggu dengan frekuensi 5-10 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya penurunan rata-rata skor respiratory rate setelah dilakukan intervensi diaphragmatic breathing exercise yaitu pada responden I dari 21 menjadi 19 dan responden II dari 22 menjadi 20. Kesimpulan pada penelitian ini adalah diaphragmatic breathing exercise dapat mengurangi sesak nafas pada pasien asma bronkial. Peneliti menyarankan pada peneliti selanjutnya untuk menambah waktu penelitian agar intervensi lebih signifikan dalam menurunkan sesak nafas.


KT20016
Farah Hamidah

Asma Bronkial, Diaphragmatic, Breathing Exercise, Respiratory Rate, Sesak Nafas, Dyspnea